Darul Manthiq - Bening Hati Cemerlang Akal Di Sini dan Di Sana

PENGERTIAN TENTANG PENGERTIAN

Selasa, 18 Oktober 2011

ABSTRAK
Pengertian merupakan kerja ruhani yang digunakan akal budi untuk menangkap esensi atau inti sesuatu. Dikatakan kerja ruhani sebab hakikat manusia adalah ruh. akal budi menunjukkan bahwa mengerti menyangkut bentuk dan isi mengerti itu sendiri. Sedangkan esensi bertolak dari objek atau sasaran tahu, karena mengerti berkaitan dengan hal mengetahui. Objek atau sasaran tahu ini menjadikan beragamnya pengertian atau aktivitas mengerti. Bila diacukan kepada potensi (indera, akal, dan qalbu) manusia, maka paling tidak ada tiga pengertian tentang pengertian, yaitu: 1). mengalami, 2). menalar, dan ). merenungi. Namun ketiga pengertian tersebut bersifat relatif sebab pemunculannnya berkat penisbatan (pertalian), di mana tak mungkin mengalami tanpa relasi dengan menalar dan juga merenungi; demikian juga sebaliknya menalar dan merenungi. Adapun yang hakiki adalah mengimani; sehingga pengertian itu adalah iman.

KATA KUNCI: Pengertian

PENDAHULUAN
Pengertian merupakan aktivitas khas manusia, sehingga di luar manusia dalam posisi makhluk tidak memungkinkan untuk beraktivitas tersebut.

Untuk pembahhasan pengertian tidak dapat lepas dan dilepaskan dari hakikat manusia. Manusia adalah Hayawan Nathiq. Kemungkinan manusia dapat mengerti atau dapat mengkonstruk pengertian, alatan tahu, mau, dan mampu berpikir. Karena kemampuan berpikir berkat akal inilah manusia dapat mengerti. Namun persoalannya apa mengerti atau pengertian itu?
Persoalan ini menyangkut objek tahu yang menjadi pangkal untuk memperoleh pengertian tentang pengertian itu. Objek tahu inilah yang menjadi pangkaltolak guna menarik mengenai pengertian itu.

BATASAN PENGERTIAN
Manusia sudah sejak semula ada disebut binatang (hayawan: makluk hidup) yang berpikir. Berpikir adalah aktivitas atau karya ruhani yang digunakan akal budi untuk memperoleh suatu pengetahuan berdasarkan suatu pengetahuan melalui suatu pengetahuan.

Pengertian berpikir tersebut secara tersurat mengandung tiga pengetahuan. Pengertahuan yang pertama merupakan pengetahuan yang dicari, yang sering disebut konklusi atau kesimpulan yang berbentuk problem atau pertanyaan. pengetahuan kedua disebut premis, asusmsi, postulat, atau aksioma. Dan pengetahuan ketiga disebut mediasi, via, atau unsur metodologis.

Pengertian dalam berpikir termasuk ke dalam tahap pemikiran dasar (konsep: tashawwur), sehingga dalam berpikir itu perlu menghadirkan tiga pengertian. Pengertian yang dilambangkan dengan term mayor; pengertian yang dilambangkan dengan term minor; dan pengertian yang dilambangkan dengan term middle. Namun pada kesempatan ini yang menjadi fokus mengenai pengertian tentang pengertian itu sendiri.

Salah satu batasan pengertian ialah bahwa mengerti adalah karya ruhani yang digunakan akal budi untuk menangkap esensi atau inti sesuatu.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa dalam hal mengerti dapat diperoleh manakala bertolak dari suatu objek atau sasaran tahu. 

Objek atau sasaran tahu dalam epistemologi sebagai suatu ajaran filsafat, terpilah kepada objek indriah, objek non-indriah, dan objek di luar jangkauan kemampuan manusia.

Objek indriah yang sering juga disebut objek manifes, konkret, real, merujuk kepada pengembangkan panca indera, sehingga bersifat empiris atau teralami. Pengertian bila dirujukan kepada objek indriah ini, maka dapat diartikan bahwa pengertian atau mengerti adalah pengalaman atau mengalami.

Pengertian yang ditarik dari objek indriah ini menyangkut paradigma, metode, dan jenis pengetahuan. Paradigmanya adalah logis-empiris; metode eksperimen atau penelitian; dan jenis pengetahuannya adalah pengetahuan sains. Karena itu pengertian dalam pengertian ini adalah menyangkut pengetahuan aposteriori.

Lain halnya dengan pengertian yang diacukan kepada objek non-indriah, yang disebut juga objek abstrak, logis, rasio, atau unsur kognitif, yang mengembangkan akal, sehingga pengertian atau mengerti ialah penalaran atau menalar. Memang pengertian yang berarti pengalaman juga tidak dapat lepas dari penalaran, namun penalarannya lebih kepada pola induktif (istiqra'i); sedangkan penalaran dalam pengertian yang merujuk kepada pengembangan akal, lebih cenderung kepada penalaran deduktif (istinbathi).

Pengertian yang berarti penalaran menyangkut paradigma logis, bermetode logika, dan jenis pengetahuannya adalah filsafat. Sehingga pengertian dalam pengertian ini berkaitan dengan pengetahuan a priori.

Baik pengertian yang berarti pengalaman maupun yang berarti penalaran, kedua-duanya bersifat hushuli, yang perolehannya berkaitan dengan karya Allah Swt yang melibatkan upaya makhluk, khususnya manusia. Ada pengertian yang perolehannya bersifat hudhuri, di mana keterperolehan pengertian atau hal mengerti itu sepenuhnya karya Allah Swt tanpa melibatkan upaya manusia. Pengertian "pengertian" ini dirujukkan kepada objek di luar jangkauan kemampuan manusia; sehingga pengertian atau hal mengerti adalah merenungi yang lebih banyak melibakan kekuatan qalbu. Paradigmanya supra-logis, metode riyadhah (latihan), dan jenis pengetahuannya adalah mistik atau tashawwuf. Pengetahuan yang dekat dengan pengetian dalam pengertian ini adalah pengetahuan ilhami (intuitif), yang sering juga disebut 'ilmu 'l-hikmah.

Perlu dibedakan mengenai makna dari terma latihan. Ada tiga makna latihan, yaitu: 1). Dressur, 2). Exercise, dan 3). Riyadhah. Dressur merupakan latihan yang diperuntukkan kepada binatang; di mana konsep latihan ini mengandung elemen pemaksaan dari pihak pelatih kepada peserta yang dilatih, sehingga posisi yang dilatih tidak menyadari dan memang tidak meiliki kesadaran ke mana arah yang dituju oleh pelatihan tersebut. Latihan dalam exercise ini ditujukan kepada manusia dalam kerangka perolehan keterampilan sehinga proses pelatihan melibatkan kesadaran dari pihak yang dilatih ke arah mana pelatihan tersebut ditujukan. Sedangkan riyadhah di samping memiliki sisi sakral lagi qudus, juga latihan ini bersifat spesifik mistis, karena menyakut dengan wihdatu 'l-wujud, dalam kerangka pemaduan, syuhud, taqarrub, bahkan menyatu itu sendiri  bersama Allah Swt dalam konsep pengembangan diri ke arah penuhanan.

KESIMPULAN
Penarikan pengertian tentang pengertian tidak dapat lepas dan dilepaskan dari hakikat manusia. Inti manusia adalah ruhnya. 

Karena itu berpikir termaksuk mengerti atau pengertian sebagai berpikir tingkat dasar merupakan karya ruhani yang digunakan oleh akal budi, yang intinya untuk memperoleh pengetahuan.
Pengertian menyangkut masalah pengetahuan. Dengan demikian, penarikan pengertian tentang pengertian mesti bertolak dari objek atau sasaran tahu yang terdiri atas indriah, non-indriah, dan di luar jangkauan kemampuan manusia. Dari objek tahu inilah muncul pengertian adalah 1). pengalaman, 2). penalaran, dan 3). perenungan. Pengertian juga menyangkut paradigma, metode, dan jenis pengetahuan, sehingga muncul pengertian yang merujuk dan mengarah kepada sains, kepada filsafat, dan kepada mistik atau tashawwuf yang berkaitan dengan pengetahuan aposteriori, a priori, dan ilham, yang proses perolehannya dapat melalui hushuli, hudhuri, serta taqarrub atau syuhud, bahkan wihdatu l-wujud.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qu'anu 'l-Karim
Lorens Bagus, Metafisika
M.J. Langeveld, Menuju Alam Filsafat
Sobar Al Ghazal, Diktat Perkuliahan Filsafat dan Pendidikan


 




Related Post

0 komentar:

Posting Komentar