Darul Manthiq - Bening Hati Cemerlang Akal Di Sini dan Di Sana

KISI-KISI EPISTEMOLOGIS DALAM FILSAFAT ISLAMI

Minggu, 27 November 2011

Ada dua pertanyaan mendasar yang merangkengi hakikat ilmu dalam filsafat Islami yang menjadi kisi-kisi epistemologis. Pertama yang berkaitan dengan objek ilmu, yaitu "Apa yang dapat diketahui?"; yang kedua menyangkut metode ilmu, yaitu "Bagaimana mengetahui sesuatu?"

OBJEK ILMU
Objek atau sasaran ilmu tidak lepas dan dilepaskan dari wilayah ada. Ada empat wilayah ada, yaitu (1) Wilayah Ontis Dunia Anorganis; (2) Wilayah Ontis Dunia Organis; (3) Wilayah Ontis Dunia Psikhis; dan (4) Wilayah Ontis Dunia Ruhani. Wilayah Ontis Dunia: (a) Anorganis dan (b) Organis menyangkut wujud (eksistensi) fisik ('alam syahadah); sedangkan Wilayah Ontis dunia: (a) Psikhis dan (b) Ruhani menyangkut wujud metafisik ('alam ghaib). Karena itu, Objek Ilmu berpadanan dengan seluruh rangkaian wujud, baik wujud ghaib maupun wujud syahadah. Karena seluruh wujud masuk kepada tataran metafisis (ontologis, teologis, kosmologis, dan antroplogis) maka persoalan wujud menjadi world view (pandangan dunia) yang melukiskan susunan wujud. Nah susunan wujud  itu adalah (1) yang tertinggi adalah Allah Swt Awj yang berkat dan rahmat-Nya turun melalui akal-akal; (2) Akal satu sampai sepuluh yang disebut akal aktif (malaikat); (3) Jiwa-jiwa dan benda-benda angkasa; (4) Alam dunia (wujud yang terendah), dunia di bawah bulan. Wujud-wujud yang tersusun secara metafisis ini dipilah-pilah menjadi objek-objek ilmu.

Pemilahan wujud-wujud secara metafisis yang menjadi objek-objek ilmu itu mendukung pemunculan klasifikasi ilmu. Pentingnya klasifikasi ilmu untuk (a) mengetahui ruang lingkup pengetahuan manusia, dan (b) melihat antar hubungan satu cabang ilmu dengan yang lainnya; juga (c) mencerminkan urutan-urutan ilmu ditinjau dari sisi kepentingannya.

Ilmu-ilmu itu sempat dibagi ke dalam Arab dan Ajam (asing); di mana kelompok ajam ini terutama ilmu-ilmu Yunani. Perkembangan proses sintetis ilmu-ilmu menyebabkan ilmu-ilmu itu diklasifikasikan atas dasar yang lebih canggih yang mencerminkan pandangan Dunia Islam. Al-Farabi mengklasifikasi ilmu mengikuti Aristoteles dengan menekankan Ilmu-ilmu linguistik, fiqh (yurisprudens), dan kalam (teologi spekulatif).

Al-Khawarizmi....


Related Post

0 komentar:

Posting Komentar