Darul Manthiq - Bening Hati Cemerlang Akal Di Sini dan Di Sana

FUNDASI PENDIDIKAN

Selasa, 14 Februari 2012

Pendidikan mengandung adanya upaya dari pihak luar diri manusia, yaitu pengaruh lingkungan; baik berupa manusia, lingkungan itu sendiri, dan budaya. Namun yang paling pokok adalah pengaruh dari pihak manusia itu sendiri, mengingat bahwa pendidikan itu adalah ciri khas perbuatan atau tindakan manusia. Bila pendidikan itu upaya, maka pendidikan itu di samping perlu proses juga yang esensial adalah bertujuan; di mana tujuan pendidikan secara pokok adalah menghasilkan lulusan yang bagus, baik, dan benar, serta yang paling inti ada. Gambaran pendidikan seperti ini menunjukkan bahwa pendidikan harus dirancang atau didesain sebagus-bagus, sebaik-baik, sebenar-benar, dan sehakikinya. Perancangan itu guna menghasilkan lulusan yang bagus, baik, benar, dan ada, yaitu menghasilkan manusia yang ideal sepanjang yang dapat diusahakan.

Rancangan pendidikan tentu di samping harus diletakkan pada dan harus dapat dipertanggungjawabkan dasar yang melandasinya sebagai fundasi pendidikan; juga dasar yang dijadikan landasan perancangan tersebut secara kokoh melandasi perancangan itu sendiri dan mendasari pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, dasar itu secara sisi etika mesti menjamin hasil keluaran pendidikan itu, yaitu lulusan yang menjadi manusia yang sebaik-baiknya. Sisi estetika menjamin lulusan pendidikan itu menjadi manusia yang sebagus-bagusnya dan seindah mungkin.Sisi logika menjamin lulusan pendidikan itu menjadi manusia yang sebenar-benarnya. Dan secara esensial, sisi ontologis menjamin lulusan pendidikan menjadi manusia Tuhan.

Pandangan hidup di samping sebagai pangkal tolak dalam peletakan dasar yang melandasi perancangan dan pekerjaan pendidikan, juga mewarnai perancangan dan pekerajaan pendidikan. Orang muslim memiliki pandangan bahwa manusia itu intinya adalah ruh. Al-Syaikhu 'l-Akbar, Syaikh Muhyi 'l-Din Ibnu Arabi berpendapat bahwa Ar-Ruh wa 'l-Nafs wa 'l-Qalb wa 'l-'Aql wa 'l-Hawwas wa 'l-Arkan wa 'l-A'dha' Kalimah Wahidah: Ruh, jiwa, qalb, akal, panca indera, anggota tubuh, dan anggota badan fungsional adalah konsep yang sama.

Pandangan yang dapat dijadikan dasar yang melandasi perancangan pendidikan, adalah pandangan yang mendudukkan mausia sebagai manusia; dan yang dapat menjembatani manusia kepada tujuan hidupnya yang dituju. Apakah pandangan Ibnu Arabi itu mendudukkan manusia sebagai manusia atau tidak? Apakah pandangan Ibnu Arabi itu menjembati manusia menuju tujuannya yang dituju atau tidak?

Pandangan Ibnu Arabi di atas menunjukkan bahwa manusia dididik untuk menjadi manusia Tuhan; yaitu manusia yang berpandangan dan bersikap hidup selaras dengan akhlak Allah Swat Awj. Kemampuan manusia yang memungkinkan untuk menjadi manusia Tuhan adalah terletak pada inti manusia itu sendiri. Sedangkan inti manusia itu ruh. Ciri manusia itu ruhnya tertangkap bahwa manusia itu berjiwa (nafs). Nafs tertangkap pada adanyanya qalb. Qalb tertangkap oleh adanya akal. Akal tertangkap dengan adanya panca indera. Panca indera tertangkap dengan adanya anggota tubuh. Sedangkan anggota tubuh tertangkap melalui adanya anggota badan yang fungsional.  Yang ini semua menunjukkan konsep yang sama yaitu, bahwa manusia itu berintuisi, berakal, dan berpanca indera. Bukankah pendidikan itu dirancang dan dikerjakan berfundasi pada intuisi, akal, dan panca indera; yang memungkinkan mengantarkan dan menghasilkan manusia yang integral yang diharapkan itu?


Related Post

0 komentar:

Posting Komentar